Badan
Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Unsoed menyelenggarakan suatu program yang
sangat menarik bagi para mahasiswa di lingkungan civitas akademika FH Unsoed
yaitu Soedirman Law Tour. Kegiatan ini baru pertama kali dilaksanakan oleh BEM
FH Unsoed. Dengan mengambil konsep kunjungan ke beberapa lembaga negara kami
memutuskan untuk berkunjung ke Komisi Pemberantasan Korupsi dan Mahkamah
Konstitusi.
Kami berangkat dari Purwokerto, Jawa
Tengah pukul 19.00 WIB pada hari Minggu, 3 November 2013. Dengan peserta
sebanyak 60 mahasiswa kami menuju Jakarta. Kami memprediksikan akan tiba di
Jakarta sekitar pukul 04.30 WIB pada hari Senin, 4 November 2013 namun tanpa
diduga kami terjebak macet yang cukup lama di sekitar daerah Purwakarta, Jawa
Barat karena ada tabrakan antar truk. Alhasil, kami telat tiba di Jakarta.
Sekitar pukul 08.30 WIB kami sudah
berada di sekitar Jl.H.R.Rasuna Said yang merupakan daerah kantor KPK. Rombongan
segera bergegas menuju KPK dan setibanya kami di sana sekitar pukul 09.00 WIB
kami diterima oleh Pak Agung dari Bagian Pendidikan KPK dan Pak Yudi dari
Bagian Penyidikan KPK. Sebelum kami memasuki ruangan diskusi kami melewati
Rutan KPK yang berada di samping gedung utama KPK. Dalam rutan tersebut sudah
menjadi rahasia umum banyak petinggi negeri ini yang ditahan di sana seperti Angelina
Sondakh, Ahmad Fathanah, Andi
Mallarangeng, Tubagus Chaeri Wardana hingga
Akil Mochtar.
Sebelum memasuki gedung KPK kami
melewati pintu utama, tempat tersebut merupakan salah satu bagian dari Gedung
KPK yang terkenal karena sudah banyak orang-orang penting negeri ini yang
keluar masuk Gedung KPK melalui pintu tersebut. Uniknya lagi selain di depan
pintu utama tersebut biasanya terdapat banyak wartawan yang sedang menunggu
berita-berita dari KPK juga biasanya pintu utama tersebut menjadi saksi
banyaknya para tokoh negeri ini yang keluar setelah diperiksa berjam-jam oleh
penyidik KPK dengan menggunakan rompi orange/baju tahanan KPK apalagi KPK juga
memiliki beberapa mitos unik salah satunya adalah jumat keramat. Jumat Keramat
adalah mitos apabila seorang tersangka diperiksa pada hari jumat maka besar
kemungkinan orang tersebut akan langsung ditahan di Rutan KPK.
Sesampainya di ruang diskusi kami
disuguhi pembekalan materi mulai dari sejarah KPK hingga apa itu korupsi.
Banyak informasi yang kami dapatkan selama diskusi berlangsung diantaranya
adalah fakta bahwa semenjak Kasus Simulator SIM mencuat penyidik KPK yang
berasal dari Kepolisian banyak yang ditarik sehingga mempersulit kinerja KPK
namun hal terseut ditanggulangi dengan direkrutnya bagian lain seperti Bagian
Pendidikan KPK untuk masuk pada Bidang Penindakan. Diskusi diwarnai dengan
tanya jawab dari mahasiswa dan kegiatan kami di KPK berakhir pada pukul 11.30
WIB. Pada akhir kegiatan di KPK kami diberikan masing-masing sebuah Buku Saku
Untuk Memahami Tindak Pidana Korupsi. Buku tersebut diharapkan menjadi sarana
agar kami sebagai mahasiswa memahami apa itu korupsi sehingga kami dapat
menghindari perbuatan korupsi dan ikut berkontribusi bersama KPK untuk
memberantas korupsi.
Perjalanan
dilanjutkan ke Mahkamah Konstitusi di daerah Jalan Merdeka Medan Barat. Tiba di
sana kami terlebih dahulu sholat dzuhur di basement Gedung MK. Sambutan dari
para petugas keamanan MK ramah kepada kami. Setelah 1 jam beristirahat kami
bergegas menuju salah satu ruangan di lantai 4. Kami disambut oleh Pak Abdul
Ghofur sebagai Peneliti Wakil Ketua MK Prof.Arif Hidayat. Diskusi pun
berlangsung dengan cukup hangat dan ruang dialektika serta ilmiah sangat terasa
di ruangan tersebut. Ada beberapa hal yang menjadi bahan diskusi saat itu mulai
dari kewenangan MK, pengawasan terhadap MK, lalu isu yang sangat panas tentang
MK akhir-akhir ini setelah ditangkapnya Ketua Non Aktif MK Akil Mochtar juga
tak luput menjadi materi diskusi kita.
Salah satu pembahasan dalam ruang
ilmiah tersebut adalah mengenai Perpu No.1 Tahun 2013 yang menuai banyak
kontroversi. Ada fakta menarik bahwa sekitar 4 hari sebelum Akil Mochtar
ditangkap oleh KPK beliau menjadi keynote speaker dalam Seminar Nasional di FH
Unsoed Purwokerto tentu ketika kami mengunjungi MK masih ada serpihan historis
antara FH Unsoed dengan MK. Tak terasa diskusi kami berlangsung cukup lama
hingga pukul 16.30 WIB. Ada fakta menarik dari Soedirman Law Tour ini yaitu mengapa
kami mengunjungi KPK dan MK. Padahal kita tahu bahwa kedua institusi tersebut
sedang sama-sama menjadi sorotan semenjak penangkapan Akil Mochtar.
0 komentar :
Posting Komentar